Rabu, 23 April 2025

Peningkatan Penyaluran Dana Filantropi di Awal Pandemi Sebesar 23,05%

NEWSPeningkatan Penyaluran Dana Filantropi di Awal Pandemi Sebesar 23,05%

Jakarta – Tren penyaluran dana filantropi di Indonesia dalam tiga tahun ke belakang menunjukan kenaikan. Kenaikan terbesar justru terjadi di awal pandemi COVID-19 dengan total kenaikan penyaluran bantuan adalah sebesar 23,05%.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo dalam soft-launching Survei Outlook Filantropi 2022 pada diskusi publik bertajuk “Giat Berbagi di Kala Pandemi” yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (28/5).

Kunto menjelaskan bahwa pemaparan ini adalah bagian dari Outlook Filantropi 2022 yang akan diluncurkan bersamaan dalam acara pembukaan Festival Filantropi Indonesia atau FIFest 2022, pada tanggal 13 Juni 2022 mendatang.

Kunto lebih lanjut mengelaborasi temuan surveinya dengan menggarisbawahi bahwa filantropi agama adalah jenis filantropi yang kontribusinya paling besar dalam penyaluran dana filantropi di Indonesia.

”Filantropi agama menyalurkan lebih dari 80% dari total penyaluran dana filantropi di tahun 2020, disusul oleh filantropi perusahaan”, tutur Kunto.

Kunto menambahkan bahwa penyaluran dana oleh filantropi perusahaan naik paling drastis di tahun 2020 sebesar 41% dari tahun 2019.

“Pandemi COVID-19 membuat warga dan perusahaan di Indonesia semakin giat berbagi dengan sesama”, imbuh Kunto.

Deputi BAZNAS RI, Moh. Arifin Purwakananta mengamini temuan Outlook Filantropi ini. Arifin menyatakan filantropi agama sangat berperan di Indonesia, yang mencakup zakat yang dihimpun oleh gerakan zakat dan zakat informal dari masyarakat.

Deputi BAZNAS RI ini juga mengiyakan bahwa saat pandemi, meskipun inflasi sedang naik, donasi masyarakat pun meningkat.

Menurut Arifin, donasi ini berasal dari mereka yang tidak terkena krisis dan mereka yang berharap, dengan menyumbang, pandemi akan segera berakhir.

“Ketika ada krisis dan itu diberitakan, orang akan menjadi donatur,” ungkap Arifin.

Sebagai survei pertama yang melihat perkembangan filantropi di Indonesia, survei ini mencatat bahwa pandemi COVID-19 mengakselerasi penerima manfaat kegiatan filantropi.

Tercatat, pertumbuhan penerima manfaat sebesar 42,15% dari 27,42 juta jiwa di tahun 2019 menjadi 38,71 juta jiwa di tahun 2020.

“Kegiatan filantropi di Indonesia telah menjangkau 91,6 juta jiwa dari tahun 2018-2020 yang merupakan pencapaian yang patut diapresiasi,” tukas Kunto.

Filantropi agama sekali lagi menjadi kontributor terbesar dalam penerima manfaat disusul oleh filantropi perusahaan.

Pandemi COVID-19 mendorong inovasi dalam penggalangan dana untuk kegiatan filantropi dengan pemanfaatan teknologi digital.

“Terdapat 55,3% organisasi filantropi yang menggunakan teknologi digital dalam penggalangan dana. Teknologi digital yang paling banyak dimanfaatkan adalah media sosial dan situs web organisasi”.

Kunto menyatakan hasil surveinya. Pendorong pemanfaatan teknologi digital menurut organisasi filantropi adalah kemudahan untuk meningkatkan keterlibatan publik dan kemampuan untuk membuat data donatur untuk pemetaan dan jejaring pendanaan.

“Di lain sisi penggunaan teknologi digital juga menyisakan tantangan yaitu potongan bagi platform crowdfunding, periode penggalangan dana yang terbatas, dan isu yang sangat fokus pada charity”, imbuh Kunto.

Menanggapi pemaparan yang disampaikan Lembaga Survei KedaiKOPI, Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia, Rizal Algamar menyatakan bahwa latar belakang kajian Outlook Filantropi 2022 diharapkan dapat menggambarkan perkembangan filantropi selama tiga tahun terakhir (2018-2020) dan mengetahui dinamika, tantangan, maupun capaian-capaian selama tahun tersebut.

Adapun laporan riset ini menjadi bahan rujukan untuk melihat dinamika perkembangan filantropi di Indonesia dan akan diterbitkan setiap tahun dalam dua bahasa.

“Perlu menyuarakan prioritas untuk menjadi kunci penguatan filantropi, yakni pemetaan regulasi untuk aksi filantropi, khususnya mengenai insentif pajak dan kemitraan multipihak agar mendapatkan dampak yang luas”, jelas Rizal.

Selanjutnya Rizal mengatakan bahwa kebiasaan berbagi yang sudah mendarah daging pada diri masyarakat Indonesia sesungguhnya merupakan kekuatan tersendiri bagi bangsa ini untuk sama-sama menjadikan masyarakat lebih berdaya.

Pengaruh dan peran filantropi yang sangat fleksibel dalam percepatan pemulihan dari pandemi COVID-19, dari segi pendanaan maupun tenaga, dapat membantu meringankan sektor pemerintah yang memiliki keterbatasan sumber daya.

Oleh karena itu, peluncuran Outlook Filantropi 2022 secara utuh akan bersamaan dengan pembukaan FIFest 2022 yang berkaitan mendorong partisipasi masyarakat serta institusi filantropi dalam memajukan agenda filantropi di Indonesia.

Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, Gusman Yahya kemudian mengungkapkan tema FIFest 2022, yaitu ‘Filantropi Hub: Penguatan Ekosistem Filantropi untuk Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs’, yang bertujuan untuk mengelaborasi peluang, tantangan, strategi, dan prioritas dalam mengembangkan ekosistem filantropi untuk mendukung pencapaian TPB/SDGs.

Rangkaian kegiatan berupa forum diskusi kemitraan dan kebijakan, publikasi, dan inovasi untuk mendukung TPB/SDGs baik di tingkat nasional maupun internasional.

Gusman berharap kegiatan FIFest 2022 dapat membangun kesadaran hingga aksi kolektif melalui ekosistem filantropi yang kuat; katalisasi kepemimpinan melalui ko-kreasi dan dan kolaborasi; mendukung terjadinya pembiayaan inovatif, dan membangun sistem pemantauan dampak untuk melacak tujuan bersama dalam pencapaian TPB/SDGs.

Survei Outlook Filantropi 2022 adalah inisiasi Filantropi Indonesia yang dilakukan bersama Lembaga Survei KedaiKOPI, berdurasi dari tanggal 31 Januari sampai dengan tanggal 3 Maret 2022.

Survei dilakukan dengan metode telesurvey kepada 1.023 organisasi filantropi di Indonesia dengan 224 organisasi filantropi yang menanggapi dan berpartisipasi dalam survei ini.

Tentang Filantropi Indonesia Filantropi Indonesia adalah lembaga nirlaba dan independen untuk memajukan filantropi di Indonesia dan berkontribusi dalam mewujudkan keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

“Filantropi HUB” yang dimaksudkan untuk mendorong berbagi pelajaran dan praktik terbaik para filantropis, juga mengkatalisasi dan memelihara kepemimpinan filantropi melalui kreasi bersama dan kolaborasi.

Saat ini Filantropi Indonesia memiliki 118 anggota yang terdiri dari individu, organisasi/jaringan nirlaba dan perusahaan untuk berkontribusi dan melakukan aksi filantropi di Indonesia.

ADVERTISEMENT
Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.