PristiwaNews | JAKARTA – Tak salah jika Lionel Messi dinobatkan sebagai salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa. Berkat penampilannya yang gemilang, Argentina menjadi kampiun Piala Dunia Qatar 2022.
Dalam partai final yang mendebarkan, karena harus melewati extra time dan diakhiri dengan adu penalti, Argentina mampu menaklukkan Perancis di Stadion Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022).
Keberhasilan meraih Piala Dunia itu, mengulang pencapaian Tim Tango pada Piala Dunia 1986 yang dihelat di Amerika Serikat. Saat itu, Argentina diperkuat super star Diego Maradona.
Kini 32 tahun kemudian, Messi juga mengemban peran yang sama dengan Maradona. Lewat aksi briliannya, pesepakbola berusia 35 tahun itu, sukses mensejajarkan Argentina dengan Jerman, Italia, dan Brasil yang pernah merengkuh tiga kali juara dunia.
Sejatinya, perjalanan Messi meraih trofi Piala Dunia menemui jalan berliku. ‘La Pulga’ baru meraihnya usai mengikuti lima edisi dan memainkan 26 laga.
Trofi tersebut tentu melengkapi karier panjangnya. Maestro sepak bola yang kini bermain di klub Perancis PSG itu, telah bergelimang rekor yang sulit ditandingi pesepak bola mana pun.
Messi sebelumnya mampu mengantarkan Argentina meraih juara Copa America pada 2021. Ia juga meraih 11 gelar liga, 4 trofi Liga Champions, 3 Piala Dunia Antarklub, 7 Ballon d’Or, dan 3 UEFA Super Cup.
Keberhasilan mengantarkan Argentina menjuarai Piala Dunia 2022, merupakan puncak pencapaian Messi. Tentu saja semakin mendorong popularitas pesepakbola kelahiran Rosario, kota terbesar di Provinsi Santa Fe, Argentina Tengah.
Semakin meroketnya pamor Messi langsung tercermin saat dirinya mengangkat trofi Piala Dunia 2022. Seperti sudah diduga, foto itu mampu memecahkan rekor dunia likes di Instagram. Messi mengalahkan foto telur emas yang viral dan menjadi pemegang rekor sebelumnya.
Sekedar diketahui, rekor dunia likes di Instagram sebelumnya adalah sebuah foto viral sebutir telur dari akun @world_record_egg. Foto ini punya 57,6 juta likes sejak diposting pada 5 Januari 2019.
Namun pada Rabu (21/12/2022) foto Messi tersebut sudah mendapatkan 67,6 juta likes. Dengan lebih dari 1 juta likes dibandingkan telur emas, foto ikonik Messi sudah resmi memecahkan rekor dunia likes terbanyak di Instagram.
Berjibunnya penggemar di seluruh dunia, membuat saldo bank Lionel Messi selalu tinggi. Pasalnya, dengan popularitas yang luar biasa, Messi bisa menandatangani banyak kesepakatan sebagai brand ambassador. Menurut laporan Insider,
Lionel Messi dinobatkan sebagai atlet dengan bayaran tertinggi kedua pada 2022, dengan kekayaan bersih $120 juta miliar. Messi hanya kalah dari bintang Perancis Kylian Mbappe. Striker asal Perancis yang juga sama bernaung dengan Messi di PSG itu, meraup $128 milyar.
Menariknya dari total kekayaan sebesar itu, hampir $50 miliar diantaranya berasal dari dukungan merek.
Saat ini beberapa perusahaan top dunia mendaulat Messi sebagai duta merek. Diantaranya adalah Adidas, Tata Motors, Pepsi, Ooredoo, Lay, Budweiser, Air Europa, Pro Evolution Soccer, Yakub dan Co, OrCam, dan Mengniu.
Insider menambahkan, Messi mengumpulkan US$35 juta per tahun setelah pindah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada musim 2021. Tetapi hampir setengah dari pendapatan ikon Argentina itu berasal dari luar lapangan.
Terlepas dari kesepakatan seumur hidup terbesarnya dengan Adidas di mana ia menghasilkan US $25 juta per tahun, menurut Insider, uang besar lainnya berasal dari dukungan Pepsi dan Budweiser.
Menariknya, di antara deretan merek-merek top yang menjadi mitra Messi itu, terselip Huawei. Untuk diketahui, raksasa telekomunikasi China itu pernah mendaulat Messi sebagai brand ambassador pada 2016. Huawei tidak mengungkapkan berapa dalam kocek yang harus dirogohnya dalam menggaet Messi sebagai brand ambassador.
Namun, dari berbagai sumber yang beredar, nilainya mencapai 5 hingga 6 juta Euro per tahunnya atau sekitar 88 miliar rupiah. Sebagai brand smartphone yang tengah tumbuh saat itu, Huawei memerlukan jasa Messi yang saat itu masih berseragam Barcelona, untuk mendongkrak persepsi merek.
Huawei berusaha berjuang mensejajarkan diri dengan merek-merek papan atas, seperti Apple (iPhone) dan Samsung. Merek-merek China saat itu masih dianggap sebelah mata oleh sebagian besar konsumen.
Seri Mate 8 yang diluncurkan oleh Huawei secara global pada 26 November 2015, menjadikan Messi sebagai ikon. Sebagai bentuk ekslusifitas, Huawei memproduksi khusus Mate 8 Messi Limited Edition yang memiliki tanda tangan Lionel Messi di punggungnya, tepat di atas logo Huawei.
Jumlah total model yang diproduksi hanya 5000 unit, masing-masing dengan nomor uniknya sendiri. Hebatnya, Huawei Mate 8 Messi Limited Edition ludes terjual dalam waktu singkat. Padahal harganya tidak murah, mencapai $670 dolar per buah.
Meski harus merogoh kocek cukup dalam, namun tuah Messi terbukti mampu mengatrol kinerja Huawei. Berkat dukungan Messi, vendor yang berbasis di Shenzhen itu, meraih kesuksesan di pasar smartphone global. Hanya setahun setelah menjadikan Messi sebagai duta merek, penjualan Huawei berlipat ganda pada tahun-tahun berikutnya.
Pada akhir 2017, Huawei mampu mengirimkan 153 juta unit ponsel. Pencapaian itu sekaligus menempatkan Huawei sebagai vendor nomor dua di dunia menggusur Apple. Pada 2018, penjualan Huawei semakin menggila karena angkanya mencapai lebih dari 200 juta unit. Begitu pun pada akhir 2019 yang mampu menembus 250 juta unit.
Lompatan penjualan itu membuat ketar-ketir para pesaingnya, terutama Samsung. Dengan penjualan yang terus meningkat, selangkah lagi, vendor yang memiliki logo mirip bunga warna merah menyala itu, bisa menjadi nomor satu menggusur Samsung yang sudah menjadi penguasa pasar ponsel global sejak 2012.
Sayangnya target yang disusun Huawei berantakan. Pada pertengahan 2019, Donald Trump, Presiden AS saat itu, menghukum Huawei karena dianggap menjadi bagian dari spionase teknologi China.
Larangan tidak bisa bermitra dengan perusahaan-perusahaan teknologi AS, terutama Google yang menjadi jantung dari OS Android, membuat bisnis smartphone Huawei berada dalam mode “bertahan hidup”.
Saat ini Huawei terpaksa hanya mengandalkan pasar China. Namun pasar dalam negeri, membuat Huawei hanya jadi jago kandang. Apalagi permintaan ponsel di China terus menukik karena pembatasan covid-19 oleh pemerintah China dan memburuknya ekonomi negeri tirai bambu itu.
Apa boleh buat, persoalan geopolitik, membuat Huawei harus melupakan mimpi menjadi vendor ponsel nomor satu dunia, yang sejatinya tinggal selangkah lagi.
Nasib Huawei tentu saja kontras dengan Messi. Mimpi meraih Piala Dunia yang diusung Lionel Messi sejak lama, pada akhirnya kesampaian. Meski sang mega bintang itu harus jatuh bangun.
Bintang berjuluk La Pulga itu kudu melakoni lima Piala Dunia, sebelum bisa mencium trophy yang diidam-idamkan pesepakbola di seluruh belahan dunia mana pun. Dengan segala pencapaiannya di lapangan sepakbola, publik layak menyematkan Lionel Messi sebagai GOAT alias Greatest of All Time. (*)