Pristiwa.com| JAKARTA –Pada Kalender Islam 28 Syafar 1443 Hijriah Kebanyakan Masyarakat menjalani Tradisi Rebo Wekasan sudah berlangsung turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, Dan jatuh pada hari Rabu, 6 Oktober 2021. Rebo Wekasan biasa disebut juga dengan istilah Rabu Pungkasan, yakni hari Rabu terakhir di bulanSyafar.
Biasanya Masyarakat Indonesia Memperingati hari Rabu Wakasan dengan Mengadakan dan memanjatkan kepada Allah SWT meminta keselamatan serta keberkahan melalui doa-doa khusus dilakukan dengan shalat, berdoa meminta keselamatan, sedekah, silaturahim, dan berbuat baik kepada sesama.
Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (W.1151 H) dalam kitab Fathul Malik al-Majid al-Mu-Allaf li Naf’il ‘Abid wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut Mujarrabat ad-Dairabi).
Anjuran serupa juga terdapat pada kitab al-Jawahir al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin al-‘Atthar (W. 970 H), Hasyiyah as-Sittin, dan sebagainya.
Kitab ini menyebutkan, pada tiap tahun hari Rabu terakhir di bulan Safar, Allah akan menurukan 320.000 bala bencana ke muka bumi. Hari tersebut akan menjadi hari-hari yang paling sulit di antara hari-hari dalam satu tahun. Untuk amalan Rebo Wekasan, kita disunahkan untuk mendirikan salat sebanyak 4 rakaat.
Khasiat Do’a Shalat di hari Rebo Wekasan
Barang siapa pada hari itu melakukan sholat empat rakaat (dengan dua kali salam) pada setiap rakaat sesudah membaca al-Fatihah membaca:
1. Surah Al-Kautsar x 17
2. Surah Al-Ikhlas x 5
3. Surah Al-Falaq x 1
4. Surah An-Nas x 1
Setelah salam baca do’a, maka Allah akan menjaganya dari mara bahaya di hari itu dan bahaya yang mengitarinya sampai sempurnanya tahun.
Berikut bacaan niatnya :
اُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلاَءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat sunnah untuk tolak bala dua rakaat karna allah”.
– Surat al-Ikhlash 5 kali,
– Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali
Sebelum melaksanakan salat membaca istighfar :
اَسْتَغْفِرُالله الْعَظِيمْ اَلَّّذِيْ لَاإِلَهَ إلاَّ هُوَالْحَىُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لآيَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا ولآنَفْعًاوَلآمَوْتًا ولآحَيَاتًا وَلآنُشُورًا
Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya.
Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur KH Muhammad Djamaluddin Ahmad menyatakan, amalan Rebo Wekasan yakni berupa shalat, shalat yang diniatkan secara mutlak.
Selanjutnya setelah salam membaca doa dan salatnya tidak berjamaah. Tapi dilakukan bersama-sama di lokasi yang sama.
“Shalatnya bisa di pagi (dhuha) atau habis salat maghrib,” ujar Kyai Muhammad Djamaluddin.
Edito/Miftahul